Tinggal di pinggiran kota kecil yang damai, Lawrence bekerja sebagai pendeta lokal untuk penduduk kota. Saat dibutuhkan, dia bertanggung jawab untuk membimbing orang-orang ke gereja untuk mengunjungi “Santo”, simbol moral yang baik yang memperhatikan setiap pergumulan umat dan memberikan nasihat yang tulus kepada mereka. Cecilia, seorang gadis muda yang baik hati, ditugaskan untuk menjalankan peran ini; namun, pekerjaan yang melelahkan ini dengan cepat melelahkannya. Hal itu, ditambah dengan sifat mengantuknya yang tersembunyi, sering kali membuatnya bermalas-malasan di sekitar gereja. Hal ini membuat Lawrence harus mengurus gereja sendirian. Sementara Cecilia tidur untuk menunggu pengunjung berikutnya, Lawrence memenuhi kebutuhannya di samping melakukan berbagai tanggung jawab gereja.
Perlahan tapi pasti, mereka mulai membentuk persahabatan yang nyaman dan saling percaya satu sama lain. Lawrence menerima sifat lemah lembut Cecilia yang membuatnya senang, sementara Cecilia menjadi terbiasa dengan sifat Lawrence yang terlalu menyayanginya. Namun, ketika perasaan sang santo yang pemuja dan linglung terhadap pendeta yang padat dan terlalu protektif itu berkembang menjadi persahabatan, bagaimana dia akan menanggapinya?